Vrydag 22 Maart 2013

Pendidikan Dasar



Pendidikan sejak dinisangat urgen untuk diperhatikan mengingatpendidikan dasarmerupakan pondasi awal pendidikan anak. Jika pondasi tidak kokoh, maka cepat runtuh dan ambruk hanya diterpa goncangan sedikit saja. Tentu sebagai orang tua kita tidak ingin memberikan pendidikan dasar bagi anak-anak kita pendidikan yang abal-abal.

Pendidikan dasar sekarang sudah bisa dinikmati oleh seluruh kalangan karena pemerintah telah mengucurkan dana di bidang pendidikan yang dikenal dengan BOS (Bantuan Operasional Sekolah). Tidak  ada lagi alasan kita sebagai orang tua tidak menyekolahkan anak kita. Melalui BOS anak-anak kita bisa sekolah tanpa membayar uang SPP atau uang Komite.

Tapi apakah sekolah gratis yang diaplikasikan di negara kita menjamin mutu pendidikan dasar? Hal ini merupakan sebuah polemik yang menjadi PR bagi kita semua. 
Saat ini banyak sekali orang yang berbondong-bondong ingin menjadi tenaga pendidik dikarenakan iming-iming kesejahteraan yang ditawarkan oleh pemerintah. Tapi apakah orang-orang tersebut layak menjadi seorang pendidik? mengajar mudah tapi yang sulit adalah mendidik.

Masih segar di ingatan ayah saya bercerita ketika beliau masih hidup, betapa susahnya jadi seorang guru. Gaji tidak sesuai dengan banyaknya pekerjaan dilakukan dan orang-orang tidak ada yang berminat untuk menjadi seorang guru. Tapi sekarang terjadi hal sebaliknya, para guru berburu gelar sertifikasi hanya untuk mendapatkan income 2 kali gaji pokok. Paling menyakitkan hati, ketika hasil buruan telah didapat mutu yang diharapkan berbanding lurus dengan kesejahteraan yang diberikan sering terjadi sebaliknya.

Dana BOS bertujuan membantu anak-anak yang kurang mampu atau miskin agar dapat sekolah dengan gratis, alias tidak bayar uang sekolah . Ada iklan di televisi yang mengkampanyekan sekolah gratis untuk anak Indonesia. Hampir seluruh rakyat gembira mendengar kabar itu. Tapi mungkin iklan itu hanya sekedar harapan yang masih jauh di awang-awang karena katanya kabar ?Gratis? yang digembar-gemborkan itu punya makna yang berbeda.. Yang jelas ?gratis? bukan berarti kita tidak membayar sama sekali.

Kata gratis sering sekali di salah artikan oleh masyarakat, mereka berpikir kalau kata gratis itu artinya kita tidak akan membayar sepeserpun untuk mendapatkan pendidikan di jenjang pendidikan sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP). Gratis yang dimaksud di sini adalah gratis dalam pembayaran SPP dan Komite, untuk masalah peralatan sekolah yang dibutuhkan seperti buku tulis, seragam disiapkan sendiri oleh siswa. Tetapi terkadang juga ada sekolah yang sering memberikan kebijakan melakukan pemungutan biaya tentunya melalui kesepakatan pada rapat komite sekolah yang diikuti oleh orang tua wali siswa.

Saya pernah juga mendengar ada sebuah sekolah yang tidak ingin menerima dana BOS karena mereka punya sumber dana yang jauh lebih besar dan bisa menutupi semua biaya operasional sekolah. Bahkan jauh lebih baik dan lebih besar dari dana BOS yang dikucurkan oleh pemerintah.

Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking